Nama : Saiful Rizal
NIM : 12650083
NIM : 12650083
Jurusan : Teknik Informatika
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Kata Pengantar
Puji dan
syukur kami atas kehadirat Allah SWT atas rahmatnya yang telah dilimpahkan
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang bertema
“masalah kemiskinan dan perubahan sosial
perspektif integrasi” yang merupakan salah satu tugas mata kuliah ILMU SOSIAL
DASAR (ISD).
Dalam
makalah ini kami membahas tentang bagaimana cara memahami masalah-masalah kemiskinan
yang mencakup pengertian dan definisi kemiskinan, macam-macam kemiskinan, menganalisis
perubahan sosial dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat.
Dalam
menyelesaikan tugas makalah ini, kami bekerja semaksimal mungkin
untuk yang menyelesaikan makalah ini
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu yang tepat.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan namun telah member manfaat
bagi kami, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari dosen pembimbing kami “Ni matuz Zahro, M.Si
Semoga dengan terselesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman
sekalian.
Malang, 11 september 2012
Saiful Rizal
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I :
a. Pendahuluan
b. Latar belakang
c. Rumusan masalah
BAB II :
a. Pembahasan
b. Kondisi Kemiskinan di Indonesia
c. Penanggulangan Masalah Kemiskinan di
Indonesia
BAB III :
a. Penutup
b. Kesimpulan
Saran dan Kesimpulan
Daftar Pustaka / Sumber
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kemiskinan
merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek seperti hak
untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.
Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama
dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah
ini.Melihat kondisi negara Indonesia yang masih memiliki angka kemiskinan tinggi,
penulis tertarik untuk mengangkat masalah kemiskinan di Indonesia dan
penanggulangannya.
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1.Bagaimana kondisi kemiskinan di
Indonesia?
2.Faktor apa yang menyebabkan
kemiskinan di Indonesia?
3.Bagaimana cara menanggulangi
masalah kemiskinan di Indonesia?
BAB
II
ISI
/ PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN KEMISKINAN
Pengertian Kemiskinan Menurut beberapa ahli :
Kemiskinan
merupakan salah satu dari dua pokok permasalahan di seluruh Negara termasuk Indonesia .suatu pemerintahan bisa
jatuh karena rakyat miskin sudah tidak tahan lagi menghadapi kemiskinannya,
sebagaimana kita ketahui tingkat kemiskinan (persentasi dari jumlah populasi
hidup di bawah garis kimiskinan) di
Indonesia sangat tinggi dan jumlah ini semakin meningkat saat terjadi krisis ekonomi yang diawali krisis nilai
tukar rupiah pada pertengahan kedua
tahun 1997.
Pengertian kemiskinan disampaikan oleh beberapa ahli
atau lembaga, diantaranya adalah BAPPENAS (1993) mendefisnisikan keimiskinan
sebagai situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena kehendak oleh si
miskin, melainkan karena keadaan yang tidak dapat dihindari dengan kekuatan
yang ada padanya. Levitan (1980) mengemukakan kemiskinan adalah kekurangan
barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu
standar hidup yang layak. Faturchman dan Marcelinus Molo (1994) mendefenisikan
bahwa kemiskinan adalah ketidak mampuan individu dan atau rumah tangga untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya. Menurut Ellis (1994) kemiskinan merupakan gejala
multi dimensional yang dapat ditelaah dari dimensi ekonomi, sosial politik.
Menurut Suparlan (1993) kemiskinan didefinisikan sebagai suatu standar tingkat
hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah
atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku
dalam masyarakat yang bersangkutan. Reitsma dan Kleinpenning (1994)
mendefisnisikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhannya, baik yang bersifat material maupun non material. Friedman (1979)
mengemukakan kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk memformulasikan
basis kekuasaan sosial, yang meliptui : asset (tanah, perumahan, peralatan,
kesehatan), sumber keuangan (pendapatan dan kredit yang memadai), organisiasi
sosial politik yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai kepentingan bersama,
jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang atau jasa, pengetahuan dan
keterampilan yang memadai, dan informasi yang berguna. Dengan beberapa pengertian
tersebut dapat diambil satu poengertian bahwa kemiskinan adalah suatu situasi
baik yang merupakan proses maupun akibat dari adanya ketidakmampuan individu
berinteraksi dengan lingkungannya untuk kebutuhan hidupnya.
Kemiskinan
mencakup beberapa hal yaitu :
(1) Kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan
yang normal
(2) Gangguan dan tingginya risiko kesehatan
(3) Risiko keamanan dan kerawanan kehidupan
sosial ekonomi dan lingkungannya
(4) Kekurangan pendapatan yang mengakibatkan
tidak bisa hidup layak
(5) Kekurangan dalam kehidupan sosial yang
dapat ditunjukkan oleh ketersisihan sosial,
Hidup
miskin bukan hanya berarti hidup di dalam kondisi kekurangan sandang, pangan,
dan papan. Akan tetapi, kemiskinan juga berarti
akses rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk
memperolehkebutuhan-kebutuhan hidup, antara lain: ilmu pengetahuan,
informasi,teknologi, dan modal.
Besarnya
kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis kemiskinan.
Konsep yang mengacu pada garis kemiskinan relatif sedangkan konsep yang
pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan disebut kemiskinan
absolute. Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan dalam
distribusi pendapatan , yang biasanya dpapat didefinisikan dalam kaitannya dengan
tingkat rata-rata dari distribusi yang dimaksud. Kemiskinan absoliut derajat
dari kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan kebutuhan minimum dalam bertahan
hidup tidak terpenuhi.
Kemiskinan
berhubungan dengan pertumbuhan penduduk dan nilainya akan meningkat jika
natalitas semakin tinggi tanpa ada diimbangi dengan kebutuhan lapangan
pekerjaan, sehingga banyak orang tanpa pekerjaan yang tetap yang menyebabkan
peningkatan jumlah rakyat miskin di Indonesia.
Kebijakan
anti kemiskinan dan distribusi pendapatan diperlukan karena perlu diketahui
terlebih dahulu hubungan alamiah antara pertumbuhan ekonomi, kebijakan,
kelembagaan, dan penurunan kemiskinan.
MACAM-MACAM KEMISKINAN
Dari berbagai sudut pandang tentang
pengertian kemiskinan, pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan
menjadi tiga pengertian, yaitu:
1. Kemiskinan Absolut. Seseorang
dikategorikan termasuk ke dalam golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada
dibawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu:
pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan.
2. Kemiskinan Relatif. Seseorang yang
tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas
garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
3. Kemiskinan Kultural. Kemiskinan ini berkaitan
erat dengan sikap seseorang atau
sekelompok masyarakat yang tidak mau
berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari
pihak lain yang membantunya.
Keluarga
miskin adalah pelaku yang berperan sepenuhnya untuk menetapkan tujuan,
mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi
kehidupannya. Ada tiga potensi yang perlu diamati dari keluarga miskin yaitu:
1. Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
dasar,
contohnya
dapat dilihat dari aspek pengeluaran
keluarga, kemampuan menjangkau tingkat pendidikan dasar formal yang ditamatkan,
dan kemampuan menjangkau perlindungan dasar.
2. Kemampuan dalam melakukan peran
sosial akan dilihat dari kegiatan utama dalam mencari nafkah, peran dalam bidang
pendidikan, peran dalam bidang perlindungan, dan peran dalam bidang kemasyarakatan.
3.Kemampuan dalam menghadapi
permasalahan dapat dilihat dariupaya yang dilakukan sebuah keluarga untuk
menghindar dan mempertahankan diri dari tekanan ekonomi dan non ekonomi.
Kemiskinan
merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai halantara lain rendahnya kualitas
hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan
rendahnya mutu layanan kesehatan,gizi anak, dan rendahnya mutu layanan
pendidikan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi
kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan
pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.
Faktor Penyebab Kemiskinan
Pada kondisi tertentu,
kemiskinan dapat disebabkan dari berbagai segi, diantaranya :
·
Kemiskinan
alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas,
penggunaan teknologi yang rendah, dan bencana alam.
·
Kemiskinan
buatan. Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat
membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi
dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.
·
Sulitnya
pemenuhan hak-hak dasar kehidupan manusia antara lain: makanan, kesehatan,
pendidikan, perumahan dan pendapat anperkapita masyarakat.
·
Kesenjangan
pembangunan antara kota-kota besar dipulau jawa dan kota-kota didaerah diluar
pulau jawa, dan juga antara kota dengan pedesaan dan daerah terpencil lainnya
yang tentunya belum terjamah pembangunan, dan juga potensi sumber daya alam
yang berbeda.
·
Guncangan
perekonomian sebagai akibat dari lemahnya dasar perekonomian Indonesia, yang
mengakibatkan banyaknya pengangguran.
·
Kemiskinan
yang dialami oleh kaum perempuan, dimana kurangnya perhatian pemerintah dalam
mengikut sertakan atau memberdayakan perempuan dalam pembangunan
·
Kultur
dan Budaya daerah yang turut mempengaruhi.
A.
Penanggulangan Masalah Kemiskinan di
Indonesia
Penanganan
berbagai masalah di atas memerlukan strategi penanggulangan kemiskinan yang
jelas. Pemerintah Indonesia dan berbagai pihak terkait lainnya patut mendapat
acungan jempol atas berbagai usaha yang telah dijalankan dalam membentuk
strategi penanggulangan kemiskinan.
Tahun
1990 bank dunia mendeklerasikan bahwa suatu peperangan yang berhasil melawan
kemiskinan perlu dilakukan secara serentak pada 3 front
1. Pertumbuhan
ekonomiyang luas dan padat karya yang menciptakan kesempatan kerja dan
pendapatan pada kelompok miskin.
2. Pengembangan
SDM (pendidikan, kesehatan, dan gizi) yang member mereka kemampuan lebih baik
untuk memanfaatkan kesempatan yang diciptakan oleh pertumbuhan ekonomi
3. Membuat
suatu jaringan pengaman sosial untuk mereka diantara pendiuduk miskin yang sama
skali tidak mampu untuk mendapat keuntungan-keuntungan dari pertumbuhan ekonomi
dan kesempatan pengembangan SDM akibat ketidakmampuan fisik dan mental, bencana
alam, konflik sosial, dan terisolasi secara fisik.
Pada
tahun 2000 bank dunia muncul dengan kerangka kerja analisi yang baru untuk
memerang kemiskinan yang dibangun di atas 3 pilar yakni pemberdayaan, keamanan,
dan kesempatan.
Hal
pertama yang dapat dilakukan oleh pemerintahan baru adalah menyelesaikan dan
mengadaptasikan rancangan strategi penanggulangan kemiskinan yang telah
berjalan.Kemudian hal ini dapat dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan.
Berikut ini dijabarkan sepuluh langkah yang dapat diambil dalam mengimplementasikan
strategi pengentasan kemiskinan tersebut.
·
Peningkatan
fasilitas jalan dan listrik di pedesaan.
Berbagai pengalaman di China,
Vietnam dan juga di Indonesia sendiri menunjukkan bahwa pembangunan jalan di
area pedesaan merupakan cara yang efektif dalam mengurangi kemiskinan. Jalan nasional
dan jalan provinsi di Indonesia relatif dalam keadaan yang baik. Tetapi,
setengah dari jalan kabupaten berada dalam kondisi yang buruk. Sementara itu
lima persen dari populasi, yang berarti sekitar 11 juta orang, tidak
mendapatkan akses jalan untuk setahun penuh.
·
Peningkatan
tingkat kesehatan melalui fasilitas sanitasi yang lebih baik
Indonesia sedang mengalami krisis
penyediaan fasilitas sanitasi.
Hanya kurang dari satu persen limbah
rumah tangga di Indonesia yang menjadi bagian dari sistem pembuangan.
Penyediaan fasilitaslimbah lokal tidak dibarengi dengan penyediaan fasilitas pengumpulan,
pengolahan dan pembuangan akhir. Pada tahun 2002, pemerintah hanya menyediakan
anggaran untuk perbaikan sanitasi sebesar 1/1000 dari anggaran yang disediakan
untuk penyediaan air. Akibatnya, penduduk miskin cenderung menggunakan air dari
sungai yang telah tercemar. Tempat tinggal mereka juga sering berada didekat
tempat pembuangan limbah.
Hal ini membuat penduduk miskin cenderung
menjadi lebih mudah sakit dan tidak produktif.
·
Penghapusan
larangan impor beras
Larangan impor beras yang diterapkan
bukanlah merupakan kebijakan yang tepat dalam membantu petani, tetapi kebijakan
yang merugikan orang miskin. Studi yang baru saja dilakukan menunjukkan Secara
keseluruhan, 80 % dari penduduk Indonesia menderita akibat proteksi
tersebut, sementara hanya 20% yang menikmati manfaatnya. Bahkan manfaat
tersebut tidaklah sedemikian jelas.
Harga beras di tingkat petani
tidak mengalami kenaikan yang berarti sementara harga di tingkat pengecer
naik cukup tinggi. Dapat dikatakan bahwa hanya para pedagang yang menikmati
manfaat kenaikan harga tersebut.
·
Pembatasan
pajak dan retribusi daerah yang merugikan usaha lokal dan orang miskin
Salah satu sumber penghasilan
terpenting bagi penduduk miskin didaerah pedesaan adalah wiraswasta dan usaha
pendukung pertanian.Setengah dari penghasilan masyarakat petani miskin berasal
dariusaha pendukung pertanian. Untuk meningkatkan penghasilan tersebut,
terutama yang berasal dari usaha kecil dan menengah, perlu dibangun iklim usaha
yang lebih kondusif. Sayangnya, sejak proses desentralisasi dijalankan,
pemerintah daerah berlomba-lomba meningkatkan pendapatan mereka dengan cara
mengenakan pajak dan pungutan daerah yang lebih tinggi. Belum lagi beban
dari berbagai pungutan liar yang harus dibayarkan untuk menjamin
pengangkutan barang berjalan secara lancar dan aman.Berbagai biaya ini
menghambat pertumbuhan usaha di tingkat local dan menurunkan harga jual yang
diperoleh penduduk miskin atas barang yang mereka produksi.
·
Pemberian
hak penggunaan tanah bagi penduduk miskin
Adanya kepastian dalam
kepemilikan tanah merupakan factor penting untuk meningkatkan investasi dan
produktifitas pertanian.Pemberian hak atas tanah juga membuka akses penduduk
miskin pada kredit dan pinjaman. Dengan memiliki sertifikat kepemilikan mereka
dapat meminjam uang, menginvestasikannya dan mendapatkan hasil yang lebih
tinggi dari aktifitas merek. Dengan program pemutihan yang sekarang ini
dijalankan, dimana satu juta sertifikat dikeluarkan sejak 1997, dibutuhkan
waktu seratus tahun lagi untuk menyelesaikan proses tersebut. Disamping itu,
kepemilikan atas 64 persen tanah diIndonesia tidaklah dimungkinkan, karena
termasuk dalam klasifikasi area hutan.
·
Perbaikan
atas kualitas pendidikan dan penyediaan pendidikan transisiuntuk sekolah
menengah
Indonesia telah mencapai hasil
yang memuaskan dalam meningkatkan partisipasi di tingkat pendidikan dasar.
Hanya saja,banyak anak-anak dari
keluarga miskin yang tidak dapat melanjutkan pendidikan dan terpaksa keluar
dari sekolah dasar sebelum dapat menamatkannya
Hal ini terkait erat dengan masalah
utama pendidikan di Indonesia, yaitu buruknya kualitas pendidikan.
·
Membangun
lembaga - lembaga pembiayaan mikro yang memberimanfaat pada penduduk
miskin
Sekitar 50 persen rumah tangga
tidak memiliki akses yang baik terhadap lembaga pembiayaan, sementara
hanya 40 persen yang
memiliki rekening tabungan. Kondisi
ini terlihat lebih parah di daerah pedesaan. Solusinya bukanlah dengan
memberikan pinjaman bersubsidi. Program pemberian pinjaman bersubsidi tidak
dapat dipungkiri telah memberi manfaat kepada penerimannya. Tetapiprogram
ini juga melumpuhkan perkembangan lembaga pembiayaan mikro (LPM) yang
beroperasi secara komersial. Padahal, lembaga-lembaga semacam inilah yang dapat
diandalkan untuk melayani masyarakat miskin secara lebih luas. Solusi yang
lebih tepat adalah memanfaaatkan dan mendorong pemberian kredit dari
bank-bank komersial kepada lembaga-lembaga pembiayaan mikro tersebut.
·
Mengurangi
tingkat kematian Ibu pada saat melahirkan
Hampir 310 wanita di Indonesia meninggal
dunia pada setiap 10.00 kelahiran hidup. Angka ini merupakan yang tertinggi di
Asia Tenggara. Tingkat kematian menjadi tinggi terkait dengan dua sebab.Pertama
karena ibu yang melahirkan sering terlambat dalam mencari bantuan medis. Sering
terjadi juga bantuan medis yang dibutuhkan tersebut tidak tersedia. Kedua
karena kebanyakan ibu yang melahirkan lebih memilih untuk meminta bantuan bidan
tradisional daripada fasilitas medis yang tersedia.
·
Menyedian
lebih banyak dana untuk daerah-daerah miskin
fiskal antar daerah di
Indonesia sangatlah terasa.Pemerintah daerah terkaya di Indonesia mempunyai
pendapatan perpenduduk 46 kali lebih tinggi dari pemerintah di daerah termiskin.Akibatnya
pemerintah Kesenjangan daerah yang miskin sering tidak dapat menyediakan
pelayanan yang mencukupi, baik dari segi kuantitas
maupun kualitas. Pemberian dana yang
terarah dengan baik dapat membantu masalah ini.
·
Merancang perlindungan
sosial yang lebih tepat sasaran
Program perlindungan yang
tersedia saat ini, seperti beras untuk orang miskin serta subsidi bahan
bakar dan listrik, dapat dikatakan belum mencapai sasaran dengan baik. Pada
tahun 2004, pemerintah Indonesia mengeluarkan Rp 74 trilliun untuk perlindungan
sosial.Angka ini lebih besar dari pengeluaran di bidang kesehatan
danpendidikan. Sayangnya, hanya 10 persen yang dapat dinikmati oleh penduduk
miskin, sementara sekitar Rp60 trilliun lebih banyak dinikmati oleh
masyarakat mampu.
3.PERUBAHAN
SOSIAL
Perubahan
social dalam kehidupan manusia pada pandangan segolongan yang mempunyai rasa
membangun dimana selau menginginkan adanya kemajuan-kemajuan dan
perombakan-perombakan sesuai dengan tuntutan zaman, didukung golongan lain bersifat optimis yang diartikan
sebagai kelompok masyarakat yang berfaham mempunyai keyakinan bahwa besok ada
kehidupan yang lebih cerah, sehingga didorong oleh rasa kejiwaan paham optimis
tersebut mereka slalu berhati-hati dalam membawa arus masyarakat cenderung untuk
maju dan berubah.
Wilberthmoore misalnya
mendefinisikan perubahan social sebagai perubahan penting dalam struktur social
(pola-pola perilaku dan interaksi social). Arti peerubahan social itu mencakup
bidang yang sangat luas dan didefinisikan sebagai variasi atau modifikasi dalam
setiap aspek proses social, serta stiap variasi dalam setiap aspek proses
social serta stiap modifikasi pola antar hubungan yang mapan dan standar
prilaku. Dengan demikian dapat dikemukakan arti perubahan social adalah proses dimana
terjadi perubahan struktur masyarakat yang slalu berjalan sejajar dengan
perubahan kebudayaan dan fungsi suatu sistem social. Hal-hal penting yang erat
kaitannya dengan dialektika dan teori perubahan social, adalah bahwa semua
perubahan menimbulkan kontradiksi, berarti kecenderungan terjadinya pertentangan,
dilemma, dan unsur-unsur yang tidak bersesuaian dalam system social dan
kontradiksi ini merupakan penggerak utama perubahan social.
Cirri-ciri
perubahan social
a. Differential
social organization
b. Kemajuan
di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong perubahan pemikiran ideologi,
politik dan ekonomi.
c. Mobilitas
d. Culture
conflict
e. Perubahan
yang direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan.
f. Kontroversi
(pertentangan)
Faktor-faktor
penyebab perubahan social
a. Penemuan-penemuan
baru
b. Struktur
sosial (perbedaan posisi dan fungsi dalam masyarakat)
c. Inovasi
d. Perubahan
lingkungan hidup
e. Ukuran
penduduk dan komposisi penduduk
f. Inovasi
dan teknologi
Faktor-faktor
pendorong perubahan social
a. Toleransi
b. System
terbuka lapisan masyarakat
c. Heterogenitas
(penduduk yang heterogen)
d. Rasa
tidak puas
e. Karakter
masyarakat
f. Pendidikan
g. Ideology
Factor-faktor
penghambat perubahan social
a. Kehidupan
masyarakat yang terasing
b. Perkembangan
ilmu pengetahuan yang terlambat
c. Sikap
masyarakat yang sangat tradisional
d. Adanya
kepentingan yang tertanam
e. Adanya
prasangka
f. Adat
istiadat atau kebiasaan
Fakto-faktor
resiko perubahan social
a. Adanya
kepentingan individu dan kelompok
b. Timbulnya
masalah sosial
c. Kesenjangan
budaya (cultural lag)
1. Kehilanangan
semangat hidup
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan bab II, kami dapat menyimpulkan bahwa, Kondisi kemiskinan di
Indonesia sangat memprihatinkan. Hal ini ditandai dengan rendahnya kualitas
hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan
rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan
pendidikan. Oleh karena itu, perlu mendapat penanganan khusus dan terpadu
daripemerintah bersama-sama dengan masyarakat.
B.
Saran
Pemerintah
sebaiknya menjalankan program terpadu secara serius dan bertanggung jawab agar
dapat segera mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia. Sebagai warga negara
Indonesia yang baik, mari kita dukung semua program pemerintah dengan
sungguh-sungguh demi masadepan bangsa dan negara Indonesia terbebas dari
kemiskinan. Marilah kita tingkatkan kepedulian dan kepekaan sosial
untuk membantu saudara kita yang masih mengalami kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
Tulus R.tambunan.2006.Ekonomi Indonesia.Jakarta:Ghalia
Indonesia.
JACOBUS RANJABAR,SH.,M.Si.Perubahan social dalam teori makro.Bandung:Alfabeta
http://images.imnis.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SDH88woKCt 8AAF8LARk1/Bagian%20III%20Kemiskinan.doc?nmid=96869950
Indonesia Policy Briefs - Ide-Ide Program
100
HariBADAN PUSAT STATISTIK - Berita
Resmi Statistik No. 45/07/Th. XIII, 1 Juli 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar